Konsep Islam Tentang Persudaraan
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
وَبَرَكاَتُهُ
Yang saya
hormati dan semoga Allah muliakan Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda,
Dewan guru yang
terhormat,
Para
saudara-saudaraku yang saya cintai.
Pertama-tama
marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita dapat berkumpul di
tempat yang penuh berkah ini. Shalawat beriring salam mari kita curah limpahkan
ke jungjunan alam Nabi Muhammad saw. yang telah mengeluarkan manusia dari
kebodohan menuju ilmu pengetahuan. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada
Mc yang telah memberikan waktunya untuk menyampaikan pidato dihadapan kalian
semua dengan judul:”Konsep islam tentang Persaudaraan”
Allah
swt. telah berfirman dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَقَبَائِلَ
لِتَعَارَفُوْا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ...الأية
Artinya: “Hai
manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari jenis laki-laki dan
perempuan kemudian kami jadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya
kamu saling mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di
sisi Allah yaitu orang yang paling bertaqwa”.
Dalam
ayat ini disebutkan ajaran-ajaran islam diantara bahwa islam tidak
menyukai/benci terhadap adanya diskriminasi jenis kelamin, pangkat, warna kulit
dan kedudukan. Dan sungguh telah kami
muliakan anak keturunan Nabi Adam, demikianlah Nabi kita Muhammad saw telah
menegaskan tentang persamaan dan persatuan diantara manusia. Di samping itu,
nabi menegaskan mengenai pentingnya untuk mewujudkan hak-hak tetangga tanpa
memandang agama dan faktor-faktor yang lainnya, bahkan ada hadits lain yang
menganjurkan kepada kita untuk bergaul dengan tetangga secara baik dan ini
mencakup tetangga yang non-muslim.
Ajaran
islam ini bukanlah hanya omong kosong belaka, akan tetapi perlu realisasi dan
aplikasinya. Tidak diragukan lagi bahwa Nabi berdagang dengan orang-orang kafir
yang menentangnya di Mekkah secara baik.
Demikian
juga Nabi memelihara pertemanan yang baik dengan orang-orang yahudi di Madinah
Al-Munawwarah walaupun mereka menentang akan kerasulannya. Nabi mengunjungi
rumah-rumah mereka dan bekerja sama dengan mereka dalam suka dan duka,
disamping itu nabi mengadakan transaksi perdagangan dengan sebagian mereka.
Kami akan berikan kamu contoh cerita yang terkenal tentang sayyidina umar dan
orang tua yang buta.
Pada
suatu hari sayyidina umar melihat orang tua yang buta di depan rumahnya sedang
mengemis minta-minta kemudian mengetuk pintu dengan pelan-pelan. Beliau
bertanya: siapa kamu? Orang tua buta itu menjawab saya orang yahudi yang fakir
sudah tua renta, dan saya harus membayar upeti. Kemudian umar membawanya ke
rumah dan memberinya segala kebutuhannya untuk dapat memenuhi keperluannya
sehari-hari seperti orang lain yang hidup dan membayar upeti kepada baitul mal
karena hidup di Negara islam.
Ringkasnya,
bahwa islam memandang kemanusian sebagai persaudaraan yang besar. Dibawah
persaudaraan ini semua manusia setara dan mempunyai hak yang sama dalam
kehormatan dan kemulian sebagaimana hak mereka dalam pergaulan yang baik dan
kesempatan yang sama.
Islam
menghormati keaneka ragaman warna kulit, bahasa dan ras bahkan dalam keyakinan.
Atas dasar persaudaraan maka semua manusia di dunia merupakan satu anggota
keluarga yaitu umat islam, oleh karena itu, umat islam diikat oleh ikatan jenis
dan kepentingan yang umum. Sebalikanya islam benci terhadap segala usaha dalam
mempecah-belahkan suatu ikatan/persatuan menjadi kelompok-kelompok baik dalam
keyakinan ataupun golongan.
Mungkin cukup sampai di sini
pembahasan pidato pada kesempatan kali ini, minta maaf apabila ada kesalahan
dari apa yang saya sampaikan, karena manusia tidak terlepas dari segala
kesalahan, sampai jumpa di lain kesempatan, akhir kata:
اُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِىْ بِتَقْوَى اللهِ. والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
وَبَرَكاَتُهُ.
No comments:
Post a Comment